Pemberian pakan sapi haruslah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan. Pakan sapi perah dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai makanan pokok (hijau-hijauan, kacang-kacangan), sebagai makanan pelengkap (konsentrat), serta sebagai makanan ekstra nutrisi.
Pakan hijauan sapi perah
Sementara, hijauan berkualitas seperti kacang-kacangan leguminosa (gliricidia, lamtoro, kaliandra) dan bangsa umbi-umbian bisa jadi pilihan utama. Penggunaan pakan hijauan sifatnya wajib paling tidak sekitar 60—70% harus ada di dalam pakan ternak sapi perah di samping pakan tambahan.
Pakan hijauan diberikan pada siang hari setelah pemerahan sebanyak kurang lebih 30—50 kg atau kurang lebih sekitar 10% berat badan sapi per ekor setiap harinya setelah sapi diperah agar susu hasil perahan tidak berbau. Bagi sapi yang menyusui, bisa diberikan pakan 25% lebih banyak agar gizinya selama menyusui juga tercukupi.
Tetapi tetap harus diperhatikan, jika pemberian hijauan terlalu banyak bisa mengganggu pencernaan yang bisa berdampak pada badan sapi kegemukan yang akan mengurangi efisiensi produksi susu sapi. Bahkan, bisa menyebabkan kematian karena displace abomasum.
Pakan konsentrat sapi perah
Disamping penggunaan makanan pokok, perlu juga ditambahkan pakan tambahan sebagai sumber nutrisi ekstra (mikro). Pakan sandingan (tambahan) yang banyak berpengaruh dan digunakan agar hasil susu meningkat drastis adalah pakan konsentrat yang juga diaplikasikan pada jenis sapi lain seperti sapi pedaging dan pekerja.
Pemberiannya dilakukan saat pagi dan sore hari setengah jam sebelum sapi diperah agar kualitas susu tidak turun. Jangan lupa sapi harus selalu diberi minum cukup agar produksi susunya banyak, paling tidak 4 liter air minum untuk 1 liter susu yang dihasilkan atau 10% dari berat badan setiap harinya.