Permintaan akan daging potong di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal ini berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang ada di tanah air. Selain itu, kualitas daging sapi yang belum sesuai dengan permintaan konsumen juga membuat Indonesia selalu melakukan impor.
Oleh sebab itu, memulai usaha dalam bidang ternak sapi merupakan potensi dalam menghasilkan uang, yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia yang sangat mendukung untuk menjalankan bisnis tersebut. Lalu, bagaimanakah cara praktis dalam memulai usaha ternak sapi? Berikut adalah ulasan selengkapnya.
Cara Budidaya Sapi Potong yang Baik dan Benar
1. Memilih jenis sapi
Semua jenis sapi yang ada di dunia bisa dimanfaatkan sebagai sapi potong. Untuk jenis sapi lokal dan paling populer yang ada di Indonesia adalah sapi PO, sapi bali, sapi madura dan sapi brahman. Sapi jenis bali biasanya memiliki bobot hingga 300 sampai 400 kg, sedangkan persentasi kerkas sebesar 56.9 %.
Sedangkan sapi brahman memiliki persentase karkas sebesar 45%. Jenis sapi yang satu ini memiliki keistimewaan dalam pemberian pakan. Sapi brahman termasuk jenis sapi yang bisa memakan makanan apapun. Selain itu, sapi ini juga tergolong tahan banting, terutama terhadap cuaca panas, gigitan caplak dan nyamuk.
2. Persyaratan kandang sapi potong
3. Sarana dan prasarana
Jenis kandang yang digunakan ada 2 macam, yaitu kandang ganda dan tunggal, sesuai jumlah sapi yang dipelihara. Pada kandang tunggal, posisi sapi dibuat sejajar. Sedangkan untuk tipe ganda, dibuat dua banjar (deret) dengan posisi sapi yang saling berhadapan atau membelakangi.
Usahakan agar kandang selalu dalam keadaan bersih dan tidak lembab untuk menghalangi datangnya penyakit. Agar sapi tetap hangat, gunakanlah tumpukan jerami sebagai alas dalam kandang. Terpenting adalah lantai mudah untuk dibersihkan, baik lantai tersebut terbuat dari semen ataupun hanya dari tanah.
4. Pembibitan
a. Memiliki tanda pada bagian telinga.
b. Kuku tidak terasa panas.
c. Pada bagian mata terlihat bersih dan cerah.
d. Tidak terdapat parasit pada kulit dan bulu.
e. Pernafasan lancar dan hidung tidak mengeluarkan lendir.
f. Sapi tidak mengalami mencret atau tidak terdapat tanda-tanda mencret.
g. Tidak terdapat kerusakan pada kulit.
5. Pemeliharaan
Cara budidaya sapi potong dalam hal ini pemberian pakan, sebaiknya seimbang dan sehat setiap hari. Sapi hanya membutuhkan pakan sebanyak 10% berat tubuhnya dan pakan tambahan sekitar 1-2% dari berat tubuhnya. Biasanya makanan tambahan ini berupa bekatul, ampas tahu, dedak halus dan lain-lain.
Terdapat tiga kategori pada pakan hijau sapi, yaitu hijauan segar, hijauan kering dan silase. Jenis pakan hijau sendiri seperti kacang-kacangan, rerumputan dan tanaman hijau lainnya.
Untuk hijauan kering adalah jenis hijauan segar yang dikeringkan supaya lebih tahan lama, contohnya jerami padi, jerami kacang tanah dan jerami jagung. Biasanya hijauan kering digunakan saat musim kemarau tiba.
Jenis pakan yang terakhir yaitu silase. Silase adalah hijauan segar yang diawetkan melalui proses fermentasi.
6. Pemeliharaan kandang
Usahakan kondisi kandang tidak tertutup dan mempunyai sirkulasi yang bagus. Untuk menjadikan kotoran sapi sebagai pupuk, baiknya membersihkan dan memindahkan kotoran ke tempat yang mudah untuk difermentasi. Proses fermentasi kotoran sapi membutuhkan waktu antara 1 sampai 2 minggu.
Demikian artikel mengenai tips dan trik cara budidaya sapi potong untuk menjalankan usaha ternak sapi. Semoga bermanfaat.