Sapi yang gemuk dan sehat serta memiliki kualitas yang baik merupakan dambaan para peternak. Alasannya, harga jual sapi yang gemuk dan sehat serta berkualitas itu lebih tinggi dibandingkan sapi kurus dan kurang sehat.
Nah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan agar sapi menjadi gemuk dan sehat. Terutama faktor pakan.
Namun, jika hanya mengandalkan rumput dan pakan yang diperoleh dari kebaikan alam membuat jumlah ternak yang dipelihara menjadi terbatas, karena peternak harus berburu pakan setiap hari. Hal ini membuat peternak berpikir untuk membentuk pakan sapi secara mandiri dengan cara sederhana, berbahan murah, namun tetap memiliki kualitas yang baik.
Salah satu bahan baku pakan murah dan berkualitas itu adalah tebon jagung. Pada umumnya oleh peternak hanya memanfaatkan tebon jagung bagian atas untuk pakan ketika menjumpai petani yang sedang panen jagung kemudian mengambil dalam jumlah terbatas untuk ternaknya. Padahal jika diolah dengan teknologi sederhana, tebon jagung dapat dimanfaatkan secara keseluruhan, disimpan untuk digunakan untuk pakan utama sapi sehingga ketahanan pakannya lebih baik.
Karena itu, Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi melatih peternak sapi membuat pakan ternak sapi berkualitas melalui penyuluhan gizi dan pakan. Disperta membagi kegiatan ini menjadi dua tahap, yakni pelatihan berupa teori usaha peternakan umum, teori dan praktik pembuatan pakan melalui proses fermentasi.
Kegiatan ini digelar di beberapa tempat dan menyasar sejumlah kelompok. Misalnya Kelompok Sumberurip, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, pada tanggal 4 April dan 12 April. Selain itu, kegiatan juga digelar di Wongsorejo, tepatnya di rumah Ansori di Desa Alas Buluh pada 6 April dan 17 April. Bukan itu saja, kegiatan juga digeber di Desa Kedayunan, Kecamatam Kabat, yakni di rumah H Sulthon tanggal 11 April dan 24 April.
Selanjutnya, giliran kelompok Maton di Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, mendapat pelatihan pada tanggal 20 April dan 25 April. Pelatihan juga digelar di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, yakni di rumah Mulyanto 2 Mei dan 8 Mei. Selain itu, pelatihan juga digelar di Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, yakni di rumah Heri pada 3 Mei dan 9 Mei 2018.
Pada kegiatan tahap pertama dilaksanakan praktek pemuatan pakan untuk kader pembuat pakan dan dilakukan diskusi antar peserta untuk menentukan ternak yang akan diberikan pakan olahan untuk mengetahui penerimaan, kesukaan ternak. Juga digelar diskusi untuk menentukan ternak yang akan dijadikan bahan latihan cara pemberian pakan, sarana belajar cara pemberian pakan fermentasi pada ternak. Sedangkan pada tahap kedua dilakukan pembuatan pakan secara mandiri oleh peserta pelatihan tahap pertama di bawah pengawasan instruktur Sukamdi asal Kecamatan Sempu.
Kepala Disperta Arief Setiawan mengatakan, usaha sapi potong yang diperuntukkan untuk menghasilkan daging berkualitas baik, pada umumnya dihadapkan pada masalah ketersediaan pakan baik berupa hijauan maupun konsentrat. Di sisi lain, produksi hijauan pakan menjadi lebih terbatas karena pertambahan penduduk yang membutuhkan lahan untuk pemukiman, perluasan lahan untuk produksi pangan, dan pembangunan sub sektor lainnya. Oleh sebab itu penyediaan pakan memerlukan pengolahan limbah pertanian yang relatif sederhana untuk mendukung ketersediaan pakan sepanjang tahun.
Tebon jagung, kata Arief, merupakan limbah pertanian yang tersedia dalam jumlah cukup banyak dibanding dengan limbah pertanian lainnya. Karena itu, tebon jagung mudah diperoleh untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Tebon jagung yang umum dimanfaatkan peternak adalah batang atasnya saja karena lebih muda, lebih lunak dan nutrisinya lebih baik dibanding batang bawah. “Namun batang bawah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi karena persentase kadar airnya lebih sedikit,” ujarnya.
Di Wongsorejo batang atas jagung disimpan dengan cara dikeringkan dan diletakkan kandang di atas ternak sapi sebagai cadangan pakan. Sedangkan batang bawah yang biasanya dibakar perlu pengolahan dan pemberian tambahan bahan lain agar dapat dimanfaatkan dengan optimal salah satunya dengan fermentasi pakan. “Tebon jagung memiliki kadar nutrisi yang baik untuk digunakan sebagai pakan ternak,” kata dia.