Panduan umum ternak kambing

Panduan umum ternak kambing

Kambing merupakan salah satu hewan ternak besar utama selain sapi. Tidak seperti ternak sapi, di Indonesia ternak kambing masih banyak diusahakan secara tradisional.

Terdaat dua fokus utama dalam usaha ternak kambing, yakni bertujuan mengambil daging dan mengambil susu. Beberapa jenis kambing seperti jenis etawa memang produktif menghasilkan susu. Produk susu kambing dihargai lebih tinggi dibanding sapi.

Hanya saja produksi susu kambing belum seintensif ternak sapi perah. Kebanyakan masih diperlakukan sebagai produk sampingan. Dimana tujuan utamanya tetap menghasilkan daging.

Mengenal jenis-jenis kambing

Secara umum kambing dibedakan berdasarkan jenis lokal dan kambing luar. Namun sebenarnya banyak diantaranya yang berjenis campuran, alias tidak benar-benar murni. Untuk lebih detail mengenai jenis-jenis kambing, silahkan baca artikel Jenis-jenis kambing budidaya.

Kambing lokal

Jenis kambing lokal yang paling banyak dikenal masyarakat adalah kambing kacang. Meskipun posturnya kecil bila dibandingkan kambing luar, kambing kacang termasuk hewan ternak yang tangguh. Kemampuan adaptasinya terhadap penyakit dan iklim tropis tak diragukan lagi.

Kambing kacang juga tidak rewel, dengan perawatan seadanya kambing ini masih bisa berkembang dengan baik. Reproduksinya gampang dan cukup produktif. Pakannya pun tidak sulit, kambing ini menyukai banyak jenis hijauan. Jenis ini sangat cocok dengan kebiasaan para petani/peternak tradisional yang memelihara kambing sebagai sampingan. Tidaklah heran bila kebanyakan petani memilih ternak kambing kacang.

Kambing impor

Kambing impor atau kambing luar merujuk pada jenis kambing yang didatangkan dari luar negeri. Biasanya didatangkan untuk meningkatkan efisiensi usaha ternak kambing. Ada yang didatangkan secara resmi oleh pemerintah, ada juga yang dilakukan para peternak atau pehobi.

Jenis-jenis kambing impor yang banyak terdapat di Indonesia diantaranya kambing etawa yang didatangkan dari India, kambing boer yang didatangkan dari Afrika Selatan dan kambing saanen didatangkan dari Swis. Kambing-kambing ini memiliki postur tubuh yang relatif lebih besar dibanding kambing lokal. Beberapa diantaranya seperti kambing etawa dan kambing saanen merupakan penghasil susu yang produktif.

Kelemahan kambing-kambing impor ini daya adaptasinya terhadap iklim di Indonesia kurang begitu baik. Keadaan ini banyak disiasati dengan mencoba menyilangkannya dengan kambing lokal.

Kambing campuran

Kambing campuran merupakan hasil persilangan antara kambing lokal dengan kambing impor.  Para peternak dan balai-balai penelitian pemerintah mencoba menyilangkan kambing-kambing ini dengan tujuan mendapatkan sifat unggul dari kambing impor dan ketahanan kambing lokal.

Jenis-jenis kambing campuran yang paling banyak dikenal masyarakat antara lain peranakan etawa (PE) dan kambing jawarandu. Kambing peranakan etawa didapatkan dari hasil silangan kambing etawa dengan kambing kacang. Sedangkan kambing jawarandu merupakan hasil silangan antara peranakan etawa dengan kambing kacang.

Baru-baru ini Puslitbangnak Kementerian Pertanian merilis hasil silangan antara kambing boer dengan kambing kacang yang dinamakan kambing Boerka. Kambing jenis ini diklaim memiliki tubuh yang bongsor seperti kambing boer dan daya adaptasi sebaik kambing kacang. Peternak pun tidak perlu risau dengan masalah perawatan, karena merawat kambing ini semudah merawat kambing kacang.

Kambing Boerka hasil silangan kambing boer dan kambing kacang. (Puslitbangnak)

Menyiapkan kandang kambing

Terdapat dua tipe kandang untuk beternak kambing, yakni kandang tipe koloni dan tipe individual. Pada tipe kandang koloni kambing disekat dalam suatu kamar-kamar yang besar. Masing-masing kamar diisi oleh 3-10 ekor kambing. Sedangkan tipe individual dalam satu kamar hanya diisi oleh satu kambing. Tipe individual biasanya bertujuan untuk pemeliharaan intensif.

Kandang kambing tipe individual, satu kamar untuk satu kambing. Cocok untuk pemeliharaan intensif. (alamtani.com)

Memilih bibit kambing

Pemilihan bibit untuk ternak kambing sebaiknya menyesuaikan dengan niat awal budidaya. Apakah tujuanya hanya untuk mengambil daging atau juga mengambil susunya? Baru kemudian tentukan jenis-jenis kambing yang cocok untuk tujuan tersebut. Namun secara umum ada beberapa patokan dalam memilih indukan betina dan pejantan.

Ciri-ciri indukan betina yang baik

  • Tubuhnya besar tetapi tidak gemuk, badannya padat dan kompak, garis punggung dan pinggang lurus.
  • Jinak dan sorot matanya ramah.
  • Kaki lurus dan tumit tinggi.
  • Gigi lengkap.
  • Dari keturunan baik-baik, maksudnya diketahui asal-usulnya seperti produktivitas, riwayat penyakit dan sebagainya.
  • Putingnya 2, ambing simetris tidak menggantung.

Ciri-ciri pejantan yang baik

  • Tubuh besar dan panjang, tampak gagah, dada lebar, tidak terlalu gemuk.
  • Memiliki libido atau nafsu untuk kawin tinggi.
  • Kaki tampak kokoh dan lurus.
  • Dari keturunan kembar lebih baik.
  • Berumur antara 1,5 hingga 3 tahun.

Membesarkan kambing

Ternak kambing bisa dibesarkan dengan cara tradisional, semi intensif dan intensif. Cara tradisional biasanya dilakukan di pedesaan dan aktivitas ternak bersifat subsisten atau bukan yang utama.

Dalam cara tradisional biasanya kambing di umbar atau dilepas di area yang memiliki banyak hijauan, atau diangon. Sore hari atau setelah kambing makan baru digiring kembali ke kandang. Sehingga penyediaan pakan oleh peternak menjadi lebih ringan karena selama diumbar kambing telah makan.

Sedangkan cara intensif dan semi intensif biasanya dilakukan di tempat-tempat yang kawasannya terbatas. Kambing diternakan selamanya di kandang. Peternak memberikan kebutuhan pakannya setiap saat.

a. Penyediaan pakan & minum

Kambing sangat menyukai hijauan berupa daun-daunan, berbeda dengan domba yang lebih menyukai rumput. Hijaun ini merupakan pakan dasar dalam ternak kambing. Adapu jenis hijauan yang disukai kambing antara lain lamtoro, gamal, daun nangka, dan lain-lain.

Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% bobot tubuhnya, diukur dalam keadaan kering. Bila hijaun dalam keadaan basah atau segar, kira-kira sekitar 10-15% dari bobot tubuh.

Selain hijauan,kambing harus diberi pakan tambahan berupa konsentrat. Pakan tambahan ini bisa berupa pakan jadi yang bisa diproduksi pabrik atau membuat sendiri. Biasanya kambing menyukai konsentrat dari bungkil kedelai, dedak, dan tepung ikan. Konsentrat untuk pakan kambing setidaknya memiliki kandungan protein 16%.

Pemberian konsentrat sangat penting dilakukan saat kambing hamil tua atau setelah beranak. Masa-masa itu kambing sangat membutuhkan nutrisi untuk perekmbangannya. Dosisnya sekitar 1,5% dari bobot tubuhnya.

Selain hijauan dan konsentrat, ternak kambing memerlukan asupan vitamin dan mineral. Dalam konsentrat buatan pabrik biasanya vitamin dan mineral sudah ditambahkan. Vitamin dan mineral juga bisa diberikan tersendiri.

Kambing membutuhkan air minum sekitar 1,5 hingga 2,5 liter air per hari. Penyediaan air umumnya tidak dibatasi. Air bisa disediakan sepanjang waktu dan ditambah bila habis. Air harus diganti setiap hari dengan yang bersih. Tepat air juga harus selalu dikontrol agar tetap bersih.

b. Perawatan ternak kambing

Hal yang paling penting diperhaikan dalam usaha ternak kambing adalah pemeliharaan sanitasi kandang dan kambingnya itu sendiri. Kandang kambing harus senantiasa bersih, kotoran dibersihkan 1-2 kali sehari. Karena kotoran bisa menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit.

Sebelum dimasukkan ke kandang ada baiknya kambing dicek kesehatannya. Bebaskan dari parasit speerti cacing dengan memberikan obat cacing. Mandikan juga kambing sebelum dimasukkan ke kandang untuk pertama kali.

Khusus untuk kambing perah seperti kambing etawa, pemerahan susu bisa dilakukan setalah 4-7 hari melahirkan. Frekuensi pemerahan bisa dilakukan 2  kali sehari, pagi-pagi dan sore hari.

Peralatan pemerahan harus steril, bahan yang paling baik adalah steinless steel atau kaca. Bersihkan juga puting susu dengan air hangat sebelum diperah.

c. Reproduksi kambing

Indukan kambing yang baik bisa beranak minimal 3 kali dalam setahun. Kambing betina akan mengalami siap kawin pada usia 6-10 bulan. Namun sebaiknya mulai dikawinkan pada usia 10-12 bulan atau bila bobotnya telah mencapai 55-60 kg mana yang lebih dahulu tercapai.

Kambing yang sedang mengalami birahi akan menampakkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan dan minum menurun, sering mengibaskan ekor, sering kencing, kemaluan bengkak, dan diam saat dinaiki pejantan. Siklus birahi kambing biasanya berselang 17-21 hari, dengan lama birahi 24-45 jam.

Masa kehamilan kambing sekitar 144-156 hari. Masa melahirkan penyapihan dan istirahat berkisar 2 bulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *