Sebagai Peternak sapi perah tentunya tidak asing lagi dalam hal pemberian pakan sapi perah mereka. Hal ini karena telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi ternak sapi perah mereka. Namun perlu mereka ketahui bahwa pakan yang diberikan terhadap ternak mereka mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan saat diperah. Pakan sapi perah yang baik tentu saja akan menunjang kualitas susu yang dihasilkan.
Sebagian besar peternakan rakyat di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah tidak memperhatikan imbangan pakan sapi perah berupa konsentrat dan hijauan dalam ransum ternak sapi perah. Salah satu kandungan serat kasar yang berpengaruh dalam kualitas susu adalah Neutral Detergent Fiber (NDF). Kandungan NDF yang tinggi dapat menghasilkan kadar lemak susu yang tinggi, karena serat kasar didalam rumen akan didegradasi oleh mikroba rumen sehingga menghasilkan asam asetat yang lebih tinggi dibandingkan asam propionat (Pangestu dkk, 2003). VFA digunakan sebagai sumber energi dan kerangka karbon bagi pembentukan protein (Ensminger, 1992).
Selain keseimbangan pakan hijauan dan konsentrat yang optimal, ternak juga dapat diberikan pakan tambahan berupa suplemen. Menurut Dixon (1985), Pakan suplemen merupakan pakan tambahan yang ditujukan untuk menambah nutrien pakan pada ransum ternak, dimana nutrien yang ditambahkan dapat ikut tercerna atau membantu pencernaan. Salah satu alternatif untuk meningkatkan konsumsi energy pada ternak dengan ransum tinggi serat kasar adalah dengan menambah pakan suplemen yang memiliki kandungan karbohidrat yang mudah dicerna.
Menurut penelitian Suhendra, dkk (2014) imbangan pakan sapi perah konsentrat dengan hijauan yang paling optimal untuk meningkatkan kualitas susu sapi perah adalah 40% konsentrat dan 60% hijauan. Selain itu peternak juga harus aktif dalam berbagai jenis pelatihan maupun pengarahan dari dinas setempat agar menambah wawasan tentang dunia pemerahan susu sapid an pakan sapi perah
semoga bermanfaat