Cara Beternak Kambing Yang Baik dan Benar

Cara Beternak Kambing Yang Baik dan Benar

Kambing merupakan salah satu hewan ternak yang banyak dibudidayakan di Indonesia, ternak kambing masih banyak diusahakan secara tradisional, dan sebagian besar dalam skala kecil sebagai usaha sampingan.

Dalam beternak kambing ada beberapa hal yang harus diperhatikan, Berikut tahapan cara beternak kambing yang baik dan benar.

Menyiapkan kandang kambing

Terdapat dua tipe kandang untuk beternak kambing, yakni kandang tipe koloni dan tipe individual. Pada tipe kandang koloni kambing disekat dalam suatu kamar yang besar. Masing-masing kamar diisi sebanyak 3-10 ekor kambing. Sedangkan tipe individual dalam satu kamar hanya diisi oleh satu kambing. Tipe individual biasanya bertujuan untuk pemeliharaan intensif.

Memilih bibit kambing

Pemilihan bibit untuk ternak kambing sebaiknya menyesuaikan dengan tujuan awal budidaya.  Apakah tujuannya hanya untuk mengambil daging atau juga mengambil susunya? Baru kemudian tentukan jenis-jenis kambing yang cocok untuk tujuan tersebut. Namun secara umum ada beberapa patokan dalam memilih indukan betina dan pejantan, sebagai berikut :

Ciri-ciri indukan betina yang baik :

  • Tubuhnya besar tetapi tidak gemuk, badannya padat dan kompak, garis punggung dan pinggang lurus.
  • Jinak dan sorot matanya ramah.
  • Kaki lurus dan tumit tinggi.
  • Gigi lengkap.
  • Dari keturunan baik-baik, maksudnya diketahui asal-usulnya seperti produktivitas, riwayat penyakit  dan sebagainya.
  • Putingnya 2, ambing simetris tidak menggantung.

Ciri-ciri pejantan yang baik :

  • Tubuh besar dan panjang, tampak gagah, dada lebar, tidak terlalu gemuk.
  • Memiliki libido atau nafsu untuk kawin tinggi.
  • Kaki tampak kokoh dan lurus.
  • Dari keturunan kembar lebih baik.
  • Berumur antara 1,5 hingga 3 tahun.

Pembesaran kambing

Ternak kambing bisa dibesarkan dengan cara tradisional, semi intensif dan intensif. Cara tradisional biasanya dilakukan di pedesaan dan aktivitas ternak bersifat subsisten atau bukan yang utama.

Dalam cara tradisional biasanya kambing di umbar atau dilepas di area yang memiliki banyak hijauan, atau diangon. Sore hari atau setelah kambing makan baru digiring kembali ke kandang. Sehingga penyediaan pakan oleh peternak menjadi lebih ringan karena selama diumbar kambing telah makan.

Sedangkan cara intensif dan semi intensif biasanya dilakukan di tempat-tempat yang kawasannya terbatas. Kambing diternakkan selamanya di kandang dan peternak memberikan kebutuhan pakannya setiap saat tanpa diangon.

1.Penyediaan pakan & minum

Kambing sangat menyukai hijauan berupa daun-daunan, berbeda dengan domba yang lebih menyukai rumput. Hijaun ini merupakan pakan dasar dalam ternak kambing. Adapun jenis hijauan yang disukai kambing antara lain lamtoro, gamal, daun nangka, dan lain-lain.

Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3% bobot tubuhnya, diukur dalam keadaan kering. Bila hijaun dalam keadaan basah atau segar, kira-kira sekitar 10-15% dari bobot tubuh.

Selain hijauan,kambing harus diberi pakan tambahan berupa konsentrat. Pakan tambahan ini bisa berupa pakan jadi yang bisa diproduksi pabrik atau membuat sendiri. Biasanya kambing menyukai konsentrat dari bungkil kedelai, dedak, dan tepung ikan. Konsentrat untuk pakan kambing setidaknya memiliki kandungan protein 16%.

Pemberian konsentrat sangat penting dilakukan saat kambing hamil tua atau setelah beranak. Masa-masa itu kambing sangat membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya, dosisnya sekitar 1,5% dari bobot tubuhnya.

Selain hijauan dan konsentrat, ternak kambing memerlukan asupan vitamin dan mineral. Dalam konsentrat buatan pabrik biasanya vitamin dan mineral sudah ditambahkan. Vitamin dan mineral juga bisa diberikan tersendiri.

Kambing membutuhkan air minum sekitar 1,5 hingga 2,5 liter air per hari. Penyediaan air umumnya tidak dibatasi. Air bisa disediakan sepanjang waktu dan ditambah bila habis. Air harus diganti setiap hari dengan yang bersih, tempat air juga harus selalu dikontrol agar tetap bersih.

2. Perawatan ternak kambing

Hal yang paling penting diperhatikan dalam usaha ternak kambing adalah pemeliharaan sanitasi kandang dan kambingnya itu sendiri. Kandang kambing harus senantiasa bersih, kotoran dibersihkan 1-2 kali sehari, karena kotoran bisa menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit.

Sebelum dimasukkan ke kandang ada baiknya kambing diperiksa kesehatannya. Bebaskan dari parasit seperti cacing dengan memberikan obat cacing. Mandikan juga kambing sebelum dimasukkan ke kandang untuk pertama kali.

Khusus untuk kambing perah seperti kambing etawa, pemerahan susu bisa dilakukan setalah 4-7 hari melahirkan. Frekuensi pemerahan bisa dilakukan 2  kali sehari, pagi-pagi dan sore hari.

Peralatan pemerahan harus steril, bahan yang paling baik adalah stainless steel atau kaca. Bersihkan juga puting susu dengan air hangat sebelum diperah.

3.Reproduksi kambing

Indukan kambing yang baik bisa beranak minimal 3 kali dalam setahun. Kambing betina akan mengalami siap kawin pada usia 6-10 bulan. Namun sebaiknya mulai dikawinkan pada usia 10-12 bulan atau bila bobotnya telah mencapai 55-60 kg mana yang lebih dahulu tercapai.

Kambing yang sedang mengalami birahi akan menampakkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan dan minum menurun, sering mengibaskan ekor, sering kencing, kemaluan bengkak, dan diam saat dinaiki pejantan. Siklus birahi kambing biasanya berselang 17-21 hari, dengan lama birahi 24-45 jam.

Masa kehamilan kambing sekitar 144-156 hari. Masa melahirkan penyapihan dan istirahat berkisar 2 bulan.

Demikian cara beternak kambing yang baik dan benar beserta penjelasannya, semoga bisa menambah wawasan anda dalam beternak kambing.

Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *