Kementerian Perindustrian mendorong industri pengolahan susu untuk menjalin kerja sama dengan peternak sapi perah dalam negeri.
Program kemitraan ini dalam upaya peningkatan daya saing industrinya karena didukung dengan pemenuhan bahan baku susu segar yang berkesinambungan dan berkualitas baik.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto menyampaikan, kebutuhan bahan baku susu segar dalamn Negeri (SSDN) untuk susu olahan saat ini sebanyak 3,8 juta ton dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri hanya sekitar 798.000 ton dan selebihnya masih diimpor dalam bentuk Skim Milk Powder, Anhydrous Milk Fat, dan Butter Milk Powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
“Hal tersebut merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi usaha peternakan sapi perah di dalam negeri untuk meningkatkan produksi dan mutu susu segar sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat dipenuhi dari dalam negeri,” ungkap Panggah pada acara Apresiasi Peternak 150 Tahun Nestlé di Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/10) lewat keterangan tertulis.
Di samping itu, lanjut Panggah, tingkat konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 12,10 kilogram per tahun setara susu segar.
Tingkat konsumsi tersebut masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang mencapai 36,2 kilogram per tahun, Myanmar 26,7 kilogram per tahun, Thailand 22,2 kilogram per tahun, dan Filipina 17,8 kilogram per tahun.
“Masih rendahnya tingkat konsumsi perkapita tersebut, menunjukkan bahwa pasar untuk industri pengolahan susu ini masih sangat terbuka dan hal ini tentunya menjadi peluang usaha peternakan sapi perah dan koperasi susu untuk meningkatkan produksi susu segar yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku susu bagi industri,” papar Panggah. (Riskiana/SP/Red-02)