Dedak padi atau yang sering kita kenal sebagai bekatul atau dalam bahasa inggris disebut rice brand, merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan ransum ternak khususnya sebagai sumber energi. Sebenarnya dedak padi yang terdapat dipsaran itu ada 2 jenis, yaitu dedak padi kasar dan dedak padi halus atau yang disebut dengan bekatul. Kandungan nutrisi dari 2 jenis dedak ini berbeda, kandungan proteinnya lebih tinggi pada dedak padi halus. Harga jualnya pun juga berbeda, di tempat penjualan pakan ternak harga dedak padi ini biasanya mempunyai selisih 500 – 1000 rupiah. Dedak padi sebagai sumber bahan pakan sumber energi mengandung serat kasar yang cukup tinggi 11,4%, kandungan protein kasar sekitar 12,9%, lemak 13% dan mengandung senyawa anti nutrisi fitat.
Kendala Dedak Padi Digunakan sebagai Pakan Ternak
Ketersediaan dedak padi sepanjang tahun berfluktuasi. Kondisi ini disebabkan karena dedak padi pada musim panen ketersediaanya melimpah, sebaliknya pada musim kemarau berkurang akibat petani banyak yang menanam palawija. Selain itu dedak padi tidak dapat disimpan pada jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan dedak padi selama penyimpanan. Ketidakstabilan ini disebabkan karena aktivitas enzim. Aktivitas enzim ini dapat menyebabkan kerusakan atau ketengikan pada komponen minyak atau lemak yang ada dalam dedak padi.
Solusi Dedak Padi Fermentasi, dan Manfaatnya
Suatu teknologi penyimpanan dedak padi dengan cara fermentasi dapat memperlama masa simpan dan meningkatkan kandungan gizi dedak padi. Teknologi dedak padi fermentasi dapat memperpanjang waktu simpan dedak padi dan menurunkan kandungan asam fitat yang ada pada dedak padi sehingga penggunaannya dapat maksimal dalam ransum ternak. Asam fitat ini mampu berikatan dengan protein, mineral, dan pati membentuk garam atau senyawa komplek, sehingga mineral, protein dan pati yang terkandung dalam ransum dapat optimal digunakan oleh ternak.
Tujuan dari fermentasi ini adalah memecah kandungan serat, protein dan karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana, fermentasi dedak padi dapat menggunakan ragi, bakteri, fungi atau kombinasi dari ketiganya pada kondisi anaerobik atau tertutup. Tujuan fermentasi adalah untuk meningkatkan kandungan nutrisi suatu produk sehingga menjadi lebih baik. Fungsi lainnya untuk menurunkan zat anti nutrisi dari bahan utama.
Bahan :
- Dedak Padi segar
- Air
- Molases
- Drum atau kantong plastik
Metode :
- Menyiapkan dedak padi.
- Mencampurkan air (25% dari berat dedak padi) dengan molasses (3% dari berat dedak padi).
- Menambahkan campuran larutan air dan molasses pada dedak padi.
- Mengaduk dedak padi larutan sampai merata.
- Memasukannya ke dalam drum atau kantong plastik dan menutupnya rapat-rapat.
- Memfermentasi dedak padi di dalam drum atau kantong plastik selama 1 bulan pada suhu kamar.
Dedak Padi Fermentasi dengan Ragi Tape
Bahan :
- 1 kg Dedak padi
- 2 butir Ragi tape
- Air secukupnya
- Drum atau Kantong plastik
- Panci kukus
- Kompor
- Membasahi dedak padi dengan air, perbandingannya 3:1 (saat dikepal tidak meneteskan air dan di lepas adonan tidak hancur).
- Mengukus adonan dedak padi selama 15-30 menit.
- Mendinginkan adonan dedak padi.
- Menghaluskan ragi tape.
- Mencampurkan ragi tape secara merata setelah adonan dingin agar bakteri starter yang terdapat dalam ragi tape tidak mati.
- Masukan adonan tadi ke dalam drum atau kantong plastik dan menutupnya sampai rapat.
- Menyimpan adonan selama 1-2 hari.
Dedak padi fermetasi dengan EM4
Bahan :
- 20 kg dedak padi segar
- Molasses
- EM4
- Air
- Drum atau kantong plastik
Metode :
- Menyiapkan 20 kg dedak padi segar, 3% molasses dan 3% EM4 (dari berat 20 kg bahan).
- Mencampurkan air 25% dari berat bahan (10 Liter air) dengan molasses dan EM4, mengaduknya hingga rata.
- Mencampurkan larutan dengan dedak padi secara bertahap dan mengaduknya hingga rata.
- Memasukkan hasil adonan ke drum atau kantong plastik dan menututupnya hingga rapat.
- Menyimpan pada suhu ruang dan tidak terkena sinar matahari langsung selama 2-3 hari.
Tanda-tanda fermentasi sudah selesai adalah timbul wangi, agak menggumpal, dan terasa hangat. Sebelum dedak padi fermentasi diberikan pada ternak, dedak padi fermentasi harus diangin-anginkan terlebih dahulu. Dedak padi fermentasi dapat dikeringkan untuk disimpan dalam jangka waktu yang lama. Dedak padi terfermentasi bisa tahan sampai 3 bulan tanpa bau tengik dalam kondisi kering. Hal ini karena kandungan lemak pada dedak padi yang mudah ditumbuhi bakteri dan menyebabkan bau tengik sudah terurai pada saat proses fermentasi.